Bukan kita yang hebat tapi karena Allah Tolong kita
1.Al-Fātiḥah : 5
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Berulang-ulang kita mengucapkan ayat tersebut dalam sholat-sholat kita.
Tahukah kita mengapa kata menyembah diikutkan dengan kata minta tolong? Itu karena di dalam kita menyembah Allah ada jalan-jalan yang harus kita tempuh, kita tempuh dengan beribadah kepadaNya dengan sholat, puasa, membaca Qur'an, menuntut ilmu, dll. Dalam melewati jalan-jalan ibadah tersebut maka kita butuh pertolongan dari Allah untuk terus bisa melakukan ketaatan tersebut.
Maka suatu saat kita futur atau malas melakukan ibadah (sholat, tadarrus, dengar kajian, dll) padahal kita mampu melakukan hal tersebut, bahkan sanggup nonton film episod demi episod, bermedsos berjam-jam, maka minta tolonglah pada Allah agar memberi kita taufikNya, memberi keinginan yang kuat dan keringanan hati dalam menjalankan ketaatan tersebut.
Sebagaiman ust Yusran Anshar Hafidzahullah berkata
"Jika anda tidak punya waktu untuk Al-Qur'an kecuali sedikit saja, namun anda tetap melakukan rutinitas makan, minum, tidur, dan juga berinteraksi dengan medsos, maka ketahuilah, anda bukanlah orang sibuk, akan tetapi anda adalah orang yang terhalang dari kebaikan, Wallahul musta'an"
Manusia memang bukanlah malaikat yang selamanya taat terus, ada saat-saat keimananya menurun seiring dengan banyaknya maksiat yang di perbuat akibat termakan godaan hawa nafsu dan syaithan. Walau bukan malaikat tetapi manusia punya hati yang cinta pada Allah Subhanahu wa Ta'ala its fitrah :), hanya saja terkadang dominasi maksiat lebih besar hingga mengeraskan hatinya dan menutupi rasa cinta ini.
Maka Kemudian Ibnu Mas’ud Radhiallahu'anhu menasihatkan "....bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat. Pertama, engkau datangi tempat orang membaca Al-Qur’an, engkau membaca Al-Qur’an, engkau dengarkan baik-baik orang yang membaca Al-Qur’an. Atau kedua , engkau datangi majlis taklim yang mengingatkan hati kepada Allah. Atau ketiga, engkau mencari waktu dan tempat yang sunyi, di situ engkau menyendiri menyembah Allah, seperti pada waktu lewat tengah malam, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman pikiran, dan keikhlasan hati.”
Kemudian Ibnu Mas’ud melanjutkan,” Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan ketiga cara tadi, engkau meminta kepada Allah agar diberinya hati yang lain, karena hati yang ada pada dirimu itu bukan lagi hatimu.”
Ust Muh Nuzul Dzikri hafidzahullah menyampaikan bahwa "ketaatan itu bukan karena kitanya yang sholeh, kitanya yang pintar, akan tetapi semua itu karena Taufik dari Allah hingga kita bisa melakukan ketaatan tersebut"
Komentar
Posting Komentar