Taqwa


10 Mei 2014
20:36
"taqwa itu bagaikan kita berada di suatu tempat yang penuh dengan ranjau dan jebakan berbahaya, maka untuk dapat keluar dari ranjau itu kita harus berhati-hati melangkah agar  tidak terkebak, nah kehati-hatian inilah yang di sebut sebagai taqwa"

Di bulan ramadhan ini mari nampakkan ketakwaan, mari berhati-hati dan lebih berhati-hati dalam memaksimalkan bulan berkah ini.

Di bulan ramadhan ini, kesalahan-kesalahan kita akan dikubur oleh Allah
Bulan ramadhan adalah bulan yang mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, di bulan ini kita mengasah, mengasuh, dan mendidik IMAN

Sadarkan diri kita, bahwa betapa cintanya Allah kepada kita hingga Dia membuat satu bulan yang penuh dengan hikmah untuk mengubah segala kesalahan-kesalahan kita

Hati ibarat rumah, jangan pernah bermimpi rumah itu akan penuh cahaya kalau kita matikan lampunya, atau jangan pernah bermimpi rumah itu akan bercahaya kalau pintu dan jendelanya tertutup. Maka rumah sama halnya hati, jangan pernah bermimpi hati dipenuhi cahaya (hidayah) yang datang dari Allah kalau hati ni tertutup rapat.

Dalam hadits Nu`man bin Basyir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati". (HR Muslim, no. 1599. Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasâ`i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Darimi, dengan lafazh yang berbeda-beda namun maknanya sama. Hadits ini dimuat oleh Imam an-Nawawi dalam Arba’in an-Nawawiyah, hadits no. 6, dan Riyadhush-Shalihin, no. 588)

Maka mari meyucikan hati. Untuk menjadikan hati baik maka lakukanlah kalimat toyyibah, lalu apa kalimat toyyibah itu? Kalimat itu adalah "Laa Ilaha Ilallah". Kalau kalimat "Laa Ilaha Ilallah" itu sudah meresap dalam hati,  maka kalimat itu akan menjadi pohon yang kokoh yang kuat akar-akarnya walaupun badai menerjang ia takkan goyah oleh apapun

Beberapa contoh para sahabat dalam keteguhan imannya:
Ammar bin Yasir dan keluarganya yang telah memeluk islam mendapatkan cobaan yang begitu luar biasa.  Ammar dan kedua orang tuanya, termasuk keluarga miskin, sehingga kaum Quraisy menjadikan mereka sebagai sasaran  penyiksaan karena pilihan mereka memeluk Islam. Lalu orang-orang kafir itu berkata kepada Ammar jika engkau tidak keluar dari agama barumu (islam) maka kami akan menyiksa keluargamu. Ammar pun tak goyah dengan perkataan mereka dan tetap teguh memegang islam. Akhirnya orang-orang kafir itupun menyiksa keluarganya. Ayahnya Yasir dikubur hidup-hidup hhingga hanya kepalanya saja yang masih ada di permukaan, maka orang -orang kafir berkata lagi kepada Ammar "kalau engkau tidak keluar dari agamamu maka kami akan penggal kepala ayahmu", namun sekali lagi Ammar tetap teguh dan tak ingin keluar dari Islam, maka kepala ayahnya pun di penggal. lain lagi dengan ibunya Sumayyah, dia disiksa dengan ditusuk tombak milik orang kafir Quraisy (Abu Jahl) dari selangkangan hingga tembus ke punggung. keimana yang mereka miliki beitu mengakar di dalam hati, siksaan-siksaan yang beitu membutuhkan ekstra mental, yang begitu menakutkan dan mengerikan tidak menggoyahkan iman mereka sedikitpun. sungguh begitu kuat kalimat laa Ilaaha Illallah.


Bilal bin Rabah Radhiallahu 'anhu, seorang berkulit hitam budak kafir Quraisy Umayyah bin Khalaf, yang ketika tuannya mengetahui bahwa Bilal telah masuk islam, maka tuannya pun menyiksanya habis-habisan. Tuannya mencambuknya, menyeretnya dengan badan telanjang ke padang pasir yang sangat panas, perutnya ditindis batu-batu besar hingga ia tidak bernapas, tapi sungguh kokohnya iman Bilal tidak menggoyahkan keislamannya, malah ia terus berkata"Ahad… Ahad.."

Lihatlah Khalid bin Walid seorang panglima perang yang begitu tangguh. Dia tidak takut dengan pedang-pedang musuh, tidak takut pada tombak-tombak, tidak takut walaupun didepannya ada ribuan orang kafir. Lalu tidakkah kita bertanya mengapa ia begitu tangguh? Kuncinya adalah sekali lagi "keimanan", iman yang memenuhi jiwanya telah meyakinkannya bahwa bukan pedang-pedang, atau tombak-tombak , atau bahkan ribuan kafir yang akan mencabut nyawanya, akan tetapi hanya Allah yang berkehendak mencabut nyawa seseorang, hanya izin Allah-lah nyawa itu keluar dari seseorang.

Pohon (IMAN) yan baik batangnya menjulang ke langit, apa maksudnya? Yakni batang bagaikan hubungan kita kepada Allah begitu tinggi, begitu dekat. Sehingga ia aka senantiasa bersyukur akan beribu-beribu ni'mat yang Allah telah limpahkan kepada dirinya.
Setiap musim pohon itu akan menghasilkan buah. Maksud perkataan ini adalah iman yang sebagai pohon dalam diri ini akan menghasilkan buah iman. Lalu apa itu buah iman? Itulah akhlak. Dengan akhlak inilah ia selalu berhati-hati dalam hidup agar tidak terjebak dalam angan-angan duniawi. Dan ia yakin bahwa ada Allah yang Maha melihat segala-galanya.

Sumber : ceramah tarwih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Mau Hafal Al-Qur’an…

Agar Ilmu Menuntunku ke Surga

Muslim menyambut Ramadhan