Generasi salaf di bulan ramadhan
07
Mei 2014
19:51
Ramadhan
adalah tamu yang agung, tamu yang begitu mulia.
Apabila
kita betul-betul mencintai ramadhan, dan kita sunguh-sungguh merindukan
ramadhan itu, maka coba ajukanlah sebuah pertanyaan yakni APA YANG TELAH KITA
SIAPKAN UNTUK MENYAMBUT RAMADHAN.
Ketika
kita bertanya begaimana kehidupan para salafussoleh (sahabat rasulullah) di
bulan ramadhan, maka mari kita berusaha mengikuti lembar kehidupan mereka. Mari
kita luruskan niat kita untuk meneladani bagaimana ramadhan para salaf
Bagaimana
seharusnya orang-orang beriman bergembira, tersenyum, apabila angin ramadhan
berhembus? Mari kita contohi Rasulullah shallalahu 'alahi wa sallam dan para
salafussoleh dimana mereka beribadah dengan intens (semaksimal mungkin) kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala
Yang
ingin menjaga kehidupan hati ini maka mari kita selalu menjaga iman. Hendaklah
kita mentarbiyah (mendidik) diri kita menjadi orang yang zuhud terhadap dunia.
Menjadi seperti para salaf yang mengisi waktu-waktu mereka dengan beribadah
kepada Allah dengan hati yang gembira dan berbahagia dalam menjalankan
perintahNya.
Sebagaimana
firman Allah dalam Q.S Yunus ; 58
Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan
rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih
baik dari apa yang mereka kumpulkan".
Bergembiralah
wahai orang-orang beriman di depan anda ada bulan yang telah didatangakan oleh
Allah di mana mereka merasa khusyu', maka mari kita bersegera untuk merasakan
kegembiraan ini, dan tunjukkan kegembiraan itu, yakni kegembiraan yang dibangun
diatas keimanan. Kegembiraan yang hakiki
"jangan
pernah kita iri atau cemburu, terhadap kegembiraan orang-orang kafir yang
sungguh hanya sementara dan ada kegembiraan yang lebih kekal yakni KETAATAN
KEPADA ALLAH. Hanya orang-orang yang
yakin, sabar, yang akan disediakan oleh Allah kegembiraan di akhirat.
Dalam
bulan ramadhan ini, mari kita meningkatkan ketawadhuan (rendah hati), yang
menundukkan dirinya di hadapan Allah dengan serendah-rendahnya.
Dalam
beberapa hadis yang menunjukkan betapa tawadhunya rasulullah shallalahu 'alaihi
wa sallam
Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Ya Anas saya mau berpuasa adakah makanan yang bisa saya makan
(sahur)?" lalu Anas mengantarkan kurma dan tempat air yang berisi air dan
dengan itu beliau berbuka.
Hadits-hadits
diatas mengingatkan kita akan betapa zuhudnya rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
Seseorang
menjadi dekat dengan kita bukan karena materi semata, tetapi kita dekat karena
sunnah, sunnah apakah itu? Yaitu sunnah tawadhu dan zuhud
Pada
bulan ramadhan rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lebih pemurah, lebih
pemaaf, dan melebihi dari angin yang bertiup
Dari Uqbah bin Harits -radhiyallahu 'anhu-., ia
berkata, "Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi -sholallahu 'alaihi
wasallam-., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan
dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah
seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau
-sholallahu 'alaihi wasallam-. Ketika Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-.
keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu
beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku
tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga
menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena
itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan." (HR.
Bukhari-Misykât).
Pasted from <http://bidikserp.blogspot.com/2013/11/hikmah-dibalik-sedekah-secara-sembunyi-diam.html>
Rasulullah
di bulan ramadhan lebih cepat dari angin yang bertiup, beliau tidak hanya
pemurah terhadap harta, tetapi terhadap apapun yang membuat orang lain bahagia
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa pada bulan
Ramadhan memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, maka itu menjadi
ampunan bagi dosa-dosanya, dan mendapat pahala yang sama tanpa sedikit pun
mengurangi pahala orang lain. Mereka (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah,
tidak setiap kami mempunyai makanan untuk diberikan kepada orang yang berbuka
puasa.” Beliau berkata, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi buka
puasa meski dengan sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu. Barangsiapa
member minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum seteguk dari
telagak dimana ia tidak akan haus hingga masuk surge.” (HR. Ibnu
Khuzaimah dan Baihaqi)
Ketika
rasulullah menyampaikan tentang keutamaan bulan ramadhan para sahabat begitu
terkesan dan begitu menghayati hingga memenuhi perasaan dan pikiran mereka.
Di
antara hadits yang agung yang menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan adalah sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga
dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu”
[Muttafaqun ‘alaihi]
Dalam
riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda :
“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan,
setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka
ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga
dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan:
‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang
menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang
dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR.
At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682,
dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960)
Setiap
anak cucu Adam akan dibalas sepuluh kali lipat kebaikannya bahkan 700 kali
lipat, kecuali shaumnya (puasa) maka itu milik Allah, Allah akan membalas
kebaikan shaumnya dengan berkali-kali lipat yang dimana tidak diketahui
jumlahnya, bahkan berkali-kali lipat dari ibadah-ibadah lainnya.
Sumber : Seminar Ramadhan
Komentar
Posting Komentar